Eksotisme Jogja

Djokdja..., kota ini memang brengsek!
Tiga hariku disana malah membuatku malas untuk kembali ke Jakarta.
Waktu 72 jam bagiku terasa sempit sekali.
Eksotisme kota ini bagaikan menggali kembali semua kenangan dan hiruk pikuk memori yang ada di benakku.

Entah kenapa sulit sekali melupakan indahnya keramahan kota ini.
Tahun demi tahun memang membuat kota ini terlihat ruwet dan semrawut, tapi tetap saja kecintaanku terhadap atmosfirnya nyaris membutakan mataku untuk sadar akan realita bahwa Jakarta adalah tempatku menggali sawah :)

Serba salah jadinya...
Ingin sekali aku terus berada di kota ini untuk menghirup hangatnya keramahan suasana.

Djokdja, Jogja, Yogya, apapun namanya, tetap saja brengsek bagiku!

I do like Monday!

Alhamdulillah sudah hari Senin lagi. Hari dimana kita semua relatif malas untuk beraktifitas (I'll bet you guys feel the same, right?). Apalagi dari tadi malam sampai menjelang pagi Jakarta masih diguyur hujan. Satu hal yang makin membuat saya, Biker (julukan keren dari pengguna sepeda motor) berfikir dua kali untuk menembus rintik hujan dan berangkat ke kantor :)

Anyway, ini pertama kalinya saya nge-blog lagi setelah sekian lama tidak menulis di blog. Banyak perubahan telah terjadi selama masa-masa yang cukup lama itu. Mulai dari hadirnya seorang bayi kecil diantara saya dan istri, sampai pindahnya saya dari perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya setelah hampir 5 tahun lamanya mengabdi, dan beberapa minor changes, yang saya rasa ini adalah episode untuk saya dan istri yang harus dijalani dan dicatat beberapa pelajaran darinya.

Well, selamat bergabung kembali wahai Maulana Muzaqi di dunia blogger. Semoga mimpi indah! Haihaihai... :))

~Mega Kuningan, 20 Ramadhan 1426 H.

my first sigh...

fiuh...*


(*sound-effect kalo lagi ngembusin napas tu gimana tho?)